Path-vector: berbagi jalur dan kebijakan routing Path Vector
Advanced distance-vector: menggunakan metrik kompleks
Algoritma
Bellman-Ford
Dijkstra
Path Vector
DUAL (Diffusing Update Algorithm)
Kelebihan
Mudah dikonfigurasi, cocok untuk jaringan kecil
Skalabilitas baik, mendukung hierarki area
Cocok untuk jaringan besar dan antar-AS
Konvergensi cepat, efisien dalam penggunaan bandwidth
Kekurangan
Tidak efisien untuk jaringan besar, hop terbatas
Konfigurasi dan administrasi lebih kompleks
Konfigurasi kompleks, konvergensi lambat
Protokol proprietary Cisco (kurang cocok untuk lintas vendor)
Kesimpulan:
RIP cocok digunakan untuk jaringan kecil atau sederhana yang tidak memiliki banyak router.
OSPF direkomendasikan untuk jaringan skala menengah hingga besar, terutama di lingkungan enterprise karena efisien dan scalable.
BGP wajib digunakan untuk routing antar Autonomous System (AS), seperti di backbone internet dan penyedia layanan internet (ISP).
EIGRP sangat baik untuk jaringan skala menengah hingga besardi lingkungan yang menggunakan perangkat Cisco, karena konvergensinya cepat dan efisien, tetapi kurang cocok untuk lintas vendor karena bukan open standard.
(2.) cara kerja algoritma Bellman-Ford dan Dijkstra dalam konteks routing.
2. 1.) Algoritma Bellman-Ford
digunakan oleh: RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL)
Konsep:
Algoritma ini menghitung jarak terpendek dari satu simpul (router) ke semua simpul lainnya dalam jaringan, berdasarkan jumlah hop (lompatan) atau metrik lainnya.
Cara Kerja:
Setiap Router menyimpan tabel routing berisi jarak ke semua tujuan
router secara berkala mengirimkan tabel routingnya ke router tetangga
router penerima akan membandingkan rute yang diterima dengan rutenya sendiri; – jika rute dari tetangga memiliki biaya lebih rendah, maka update tabel routing nya.
proses ini berulang hingga semua router mencapai konvergensi (informasi routing stabil)
2.2.) Algoritma Dijstra
digunakan oleh: OSPF (Open Shortest Path First)
Konsep:
Djikstra menghitung jalur terpendek dari satu node ke semua node lainnya berdasarkan total biaya (misal: bandwidth, delay). ini juga sebagai shortest path first (SPF)
Cara Kerja:
Setiap router membangun peta topologi jaringan lengkap berdasarkan informasi dari semua router (LSDB: Link-State Database)
router menjalankan algoritma dijkstra untuk menghitung jalur tercepat ke semua tujuan.
hasil perhitungan digunakan untuk membangun routing table
ketika ada perubahan topologi (misal link putus), router akan:
mengirimkan link state advertisement (LSA) ke semua router lain.
setiap router akan mengulang dijkstra untuk update routing table.